Halaman

BAB 4

BAB 4 - 

MENELITI DAN MEMILIH HONG SUI YANG BAlK,
APA KIRA-NYA DAPAT MERUBAH NASIB YANG TELAH DI-TAKDIR-KAN ?




Banyak Orang di kala melihat Famili dan Teman-nya ber-nasib kurang mujur, akan menganjurkan-nya menata kembali Hong Sui-nya untuk mem-perbaiki nasib-nya, benar-kah begitu ?   Benar, dengan menata kembali Hong Sui dapat merubah si miskin menjadi kaya, merubah Orang sakit menjadi sehat, dapat merubah Pegawai yang tersendat karir-nya menjadi maju dan naik gaji, merubah perdagangan yang sering merugi menjadi jaya, bahkan Suami Istri yang sering ber-tengkar menjadi harmonis dan rukun.


Secara lahiriah, nampak-nya Hong Sui dapat mem-perbaiki nasib. Tetapi, kebanyakan Orang me-remeh-kan kata mutiara yang ter-kandung dalam filsafat : Tempat yang baik di-huni oleh Orang yang ber-nasib baik (Hok Qi)”.


Tegas-nya, setiap tempat yang Hong Sui-nya baik, hanya dapat di-huni oleh Orang yang Hok Qi. Sebalik-nya, Orang yang tidak mempunyai Hok Qi, tak mungkin bisa menempati sebuah tempat yang ber-Hong Sui baik.


Bagaimana men-dapat-kan Hok Qi itu ?   Hal ini pernah ku-terang-kan di-muka :
1. Pembawaan sejak lahir.
2. Di-peroleh pada Masa hidup ini dengan cara ber-Amal yang banyak.


Yang pertama adalah ketentuan Masa yang sebelum-nya, sedangkan yang ke-dua adalah tambahan pengisian kemudian.


Pada hakekat-nya, Hong Sui mem-perbaiki nasib hanya-lah gejala permukaan saja, hal ini mempunyai dasar tertentu.


Ada 2 sumber sehingga Hong Sui dapat mem-perbaiki nasib-nya dan yang ke-dua karena Kebajikan yang di-pupuk-nya pada Masa ini sehingga menerima Karma Kebaikan itu. Jadi pada dasar-nya yang benar-benar dapat mem-perbaiki NASIB bukan-lah Hong Sui, me-lain-kan “SEBAB AKIBAT”.

Sebab, baik ketentuan pada Masa sebelum-nya maupun Kebajikan yang di-pupuk-nya pada Masa kini merupakan karma baik yang di-hasil-kan oleh Penanam Bibit Baik.


* * *



Sejak mem-peroleh Ilmu Keturunan telah 20 Tahun ku-pelajari Hong Sui. Telah lama aku memperhatikan hal ini. Terkadang aku ingin dengan se-kuat tenaga membantu si miskin yang pantas di-simpatisi, dengan cuma-cuma memeriksa Hong Sui rumah-nya dan memberi petunjuk pada-nya bagaimana mewiradati, menolak marabahaya, selalu memikirkan dengan cara-cara yang paling meng-hemat uang untuk memperbaiki-nya. Namun yang bersangkutan tidak tetap pendirian-nya, bahkan mendengar atau lebih percaya uraian Orang lain.


Kadang-kadang tidak sesuai dengan cara untuk me-laksanakan-nya, akhir-nya aku hanya mem-buang-buang waktu dan pikiran. Hal ini di-sebab-kan oleh karena terlalu sedikit ia menanamkan “Benih-benih Kebaikan”.


Tak sedikit Orang yang di-perantara-kan Teman mencari-ku untuk memeriksa Hong Sui mereka, dengan sepenuh hati percaya pada-ku dan aku pun dengan senang hati dan se-kuat tenaga membantu-nya. Tetapi terkadang pun menjumpai Hong Sui yang tidak dapat di-tolong lagi, menjadi tidak berdaya. Ini di-sebab-kan karena ia belum waktu-nya menerima Karma Kebaikan.


* * *



Kira-kira 5 Tahun yang lalu, aku berkenalan dengan seorang Direktur Bank. Usaha-nya ber-jalan dengan biasa-biasa saja. Ku-nasehat-kan agar ia mem-bongkar sebuah ruangan dan mem-per-sempit pintu Bank se-besar 20 inchi. Namun di-sebab-kan pertimbangan praktis, ia tidak sampai hati merubah sebuah dan ini ber-larut-larut sampai 3 Tahun, usaha-nya tetap begitu saja.


Kemudian atas Nasehat beberapa Orang Sahabat lama-nya dan dengan meng-hancur-kan ruangan-nya, akhir-nya ia ter-paksa meng-hapus-kan ruangan tersebut. Selanjut-nya usaha Bank itu kian maju.


Setelah lewat 3 Bulan, secara ter-gesa-gesa ia merubah pintu Bank-nya. Sejak itu, sangat lancar-lah usaha-nya, ia membuka pasaran di Afrika, kini dia kaya raya.


Sayang setelah menjadi kaya, kian jarang-lah ia berhubungan dengan Teman-teman lama-nya. Mengapa ia menunda hingga 3 Tahun baru mem-bongkar ruangan itu ? Hal ini di-sebab-kan karena saat jaya-nya belum tiba. Baru setelah Teman-teman lama-nya me-rusak-kan ruangan itu, tiba saat jaya-nya.


Ada pula yang lebih aneh. Ada Hong Sui tempat tinggal Orang yang di-sebab-kan pengaruh dari lingkungan luar-nya, seperti jalan raya dan bangunan gedung di-depan-nya, nasib-nya ber-tahun-tahun seperti ter-pendam. Tetapi tatkala saat perubahan (akan menerima Karma Kebajikan), jalan raya di-muka rumah-nya di-gusur DPU, atau ada bangunan gedung lain di-diri-kan yang meng-hadang pancaran buruk dari gedung tadi, maka dengan sendiri-nya telah mem-perbaiki Hong Sui-nya.


Tentu saja tak sedikit pula Hong Sui yang baik, di-sebab-kan oleh ‘berdiri-nya bangunan-bangunan baru atau jalan layang atau jalan raya yang di-buat, se-balik-nya berubah menjadi Hong Sui yang jelek.


Ke-semua perubahan baik dan buruk, sebenar-nya tidak dapat me-lampaui prinsip “HUKUM KARMA”. Jadi, “HONG SUI” adalah permukaan batang daun saja, “SEBAB AKIBAT” adalah sumber isi-nya.



* * * * * * * * * * * *