Halaman

BAB 5

BAB 5 -

BERBAGAI CARA UNTUK MENANAM “BENIH KEBAIKAN”




Bagaimana cara menilai besar kecil-nya “Bibit Kebaikan” yang di-tanam.


“Menanam bibit baik atau benih Kebajikan” ialah melakukan Amal Kebaikan.


Umum-nya Orang-orang di Hong Kong, begitu ber-bicara soal “Melakukan Amal Kebaikan” pasti mengkaitkan dengan sederetan pengertian : “ini adalah persoalan yang dilakukan Orang kaya”, “Hasil pendapatan-ku sedikit, bagaimana mungkin melakukan Amal ?” “Aku harus men-derma-kan uang ?”.


Ini adalah suatu kesalahan pengertian, meng-anggap “Melakukan Amal Kebaikan” di-sama-kan dengan “Mengeluarkan uang”, harus “Mengeluarkan uang”, baru-lah bisa “BER-AMAL”.


Padahal ruang lingkup “Ber-Amal” cukup luas, ada Amal yang dengan mengeluarkan uang, misal-kan

men-diri-kan Rumah Sakit, Sekolah, Panti Perawatan Orang usia lanjut, Orang Jompo, Panti Yatim Piatu,

mem-beri uang pada Fakir miskin,

meng-obati dan mem-beri-kan obat secara cuma-cuma,

mem-bangun jembatan dan jalan,

memberi penerangan lampu jalan,

menyumbang kepada korban bencana kelaparan dan bencana alam,

beli peti mati bagi yang melarat,

mem-perbaiki dan mendirikan Kuil dan Vihara,

men-cetak Buku-buku Agama untuk di-sebar-luas-kan secara gratis,

mem-beli Makhluk hidup untuk kemudian di-lepas-kan, dan lain-lain.





Ada pula Amal Kebaikan yang tanpa “KELUAR UANG”, misal-kan

tidak melakukan pembunuhan terhadap Makhluk ber-jiwa (mengurangi dosa mem-bunuh dalam Dunia),

meng-hapus dendam kesumat pada Orang lain,

menutupi kejelekan Orang lain bahkan hanya mem-populer-kan Kebaikan-nya,

meng-hapus segala pertentangan,

mengumandangkan Kebajikan dan Kebijakan,

menyingkirkan batu-batu-an penghalang di jalanan termasuk kulit pisang, pecahan beling,

menyeberangkan Orang tua, anak kecil dan penderita cacat;

mengalahkan tempat duduk bagi Wanita hamil dan Orang tua;

menolong sedapat mungkin bagi Orang yang menderita sakit dalam perjalanan;

meng-hibur dengan kata-kata bagi penderita penyakit berat dan Orang yang frustasi,

mem-bantu ter-wujud-nya cita-cita Seseorang,

membantu Orang lain agar Sanak Saudara dapat ber-kumpul kembali,

mem-bicara-kan sejarah dan hikayat agar Orang terbebas dari ke-bodoh-an dan ke-lalim-an,

menasehati Orang mem-buang ke-maksiat-an dan agar menuju kepada Kebenaran,
me-maaf-kan kesalahan Orang,

secara sukarela mem-baca-kan Keng untuk Orang lain untuk mem-bantu meng-hindar-kan bencana;

menasehati Orang agar percaya pada Hukum Sebab Akibat;

menolong Orang tanpa pamrih;

menyumbang darah untuk menolong Orang, dan lain-lain.





Jelas-lah bahwa ber-Amal tidak pasti harus “Keluar Uang”, yang penting harus dengan “SUNGGUH” hati mengerjakan-nya.


“Ber-Amal” sangat luas ruang lingkup-nya, di-mana-pun terdapat “Pintu menanamkan Kebajikan”, terserah Anda ber-sungguh “Hati” melakukan-nya atau tidak.


* * *




Aku telah beberapa kali naik ferry berangkat dari Kota Thay Ku menuju ke Cung Hwan, ku-dapat-kan seorang Karyawan ferry itu pada waktu kapal me-rapat ke dermaga, ia tidak bosan-bosan-nya menolong Orang tua dan Anak kecil menaiki atau menuruni ferry dan sikap-nya ramah, tanpa terasa timbul dari hati sanubari-ku rasa hormat, secara diam-diam dengan sorot mata-ku menyampaikan rasa hormat dan pujian.


Melihat Orang mengalahkan tempat duduk dalam bus, melihat Orang mem-bantu si buta menyeberangi jalan, aku menyampaikan rasa hormat-ku dengan sorotan mata, mereka tidak saja ber-moral tinggi dan mengagumkan, sebenar-nya mereka pun sedang menanam benih Kebajikan.



Tidak jarang pula ada yang ber-Amal baik tanpa di-ketahui Orang lain dan tanpa ter-dengar Orang lain, misal-nya

menyumbang si miskin tanpa menyebut Nama-nya,

secara diam-diam meng-hapus dendam kesumat Orang lain,

secara diam-diam meng-hindar-kan Orang lain dari bahaya,

secara diam-diam merampungkan ter-wujud-nya cita-cita Orang lain, dan sebagai-nya

, Benih Kebajikan yang di-tanam-nya lebih besar, Kebajikan yang dilakukan secara terpendam ini di-nama-kan IM TEK. Dalam Kitab Suci Buddha disebut: KEBAJIKAN TANPA WUJUD.