Halaman

BAGIAN A

A. Apa-kah sebenar-nya sikap sejati dan memuja Dewa dan Buddha itu ?



Di Hong Kong, setiap Tahun menjelang Hari Besar Kelahiran Dewa atau Buddha, banyak Orang mem-banjiri Kelenteng dan Vihara, misal-nya Kwan Im, Kelahiran Seribu Buddha, Kelahiran Locu, Kelahiran Che Kung, dan lain-lain, misal-kan tiap Cia Gwe Je It Tahun Baru Imlek memuja Huang Ta Sien. Cia Gwe Je Sa memuja Che Kung, dan lain-lain.


Demikian banyak-nya arus Manusia, kebanyakan mereka tak lain tak bukan ber-tujuan me-mohon Berkah, Selamat, Rezeki dan kelarisan atau me-mohon kesembuhan penyakit, mohon Jodoh Anak bahkan mohon ber-umur panjang.


Saya percaya bahwa Para Umat ini 80% benar-benar ber-sujud, tetapi berapa-kah dari jumlah mereka yang benar-benar mengerti makna “KEYAKINAN YANG SESUNGGUH-NYA” memuja Dewa dan Buddha.


Jika Anda mem-bunuh Orang, merampok, atau men-jual narkotik, setelah berhasil lalu membeli dupa, sajian-saji-an, lilin, kertas Sembahyang dan lain-lain, dan dengan sangat sujud me-mohon Dewa dan Buddha “Melindungi”, apa-kah Beliau akan mengabulkan-nya ?


Jika biasa-nya Anda tidak ber-Amal, sepersen pun tidak pernah men-derma pada Orang miskin dan sakit, waktu memuja Dewa Anda menyediakan se-saji yang banyak, me-mohon usaha-usaha maju dan untung banyak, maka biar pun lutut dan kepala-mu sampai lecet ber-darah ber-lutut dan memanggutkan kepala, apa-kah Dewa yang jujur dan tidak egois mau menerima “Suapan”mu ?.


Atau Anda biasa-nya ber-buat sedikit Kebaikan, tetapi juga melakukan banyak kesalahan dan kejahatan atau biasa-nya sangat egois, tidak pernah memikirkan Kepentingan Umun, tidak pernah menolong Orang yang ter-desak kesulitan atau dalam otak-mu hanya penuh dengan gagasan buruk, gemar merugikan Orang lain untuk keuntungan diri sendiri, maka bagaimana pun engkau ber-sujud di hadapan Dewa dan Buddha, hasil-nya tetap-lah sia-sia belaka.


Tidak sedikit Pria dan Wanita yang di hadapan Dewa dan Buddha, begitu menyulut dupa, segera me-mohon perlindungan dan Berkah, mereka tidak pernah mawas diri tentang perbuatan se-hari-hari-nya, pantas-kah mereka di-lindungi Dewa dan Buddha ?


Sikap sejati untuk memuja Dewa dan Buddha, seharus-nya adalah atas dasar “Kagum Meng-indah-kan” dan “Terima Kasih”.


Misal-kan Anda memuja Kwan Im Po Sat, Anda harus ber-pikir bahwa Po Sat sangat mengasihi Kita sebagai Umat-nya, setiap saat mendengarkan penderitaan dan menolong-nya.


Kita harus dengan rasa “Kagum Meng-indah-kan dan Terima Kasih” me-rangkap-kan tangan untuk meng-hormati-nya.


Pula biasa-nya harus mempelajari kewelasan Po Sat, dengan se-penuh hati “Po Sat” berusaha melindungi semua Makhluk hidup dan Orang yang sakit atau dalam kesulitan. Jika Anda dapat me-laksana-kan-nya dalam jangka waktu yang panjang, biar pun Anda tidak memuja dan minta perlindungan dari PO SAT, Beliau pun akan tetap me-lindungi dan mem-berkahi-mu.


Misal-kan Anda memuja Kwan Tee, Beliau adalah Dewa Pengusir dan Penyingkir Kejahatan, Beliau ter-kenal jujur dan setia. Setiap hari Anda mem-bakar dupa me-mohon agar Kwan Tee me-lindungi diri-mu Selamat baik di rumah maupun pada saat be-pergi-an, se-isi Rumah tentram, tak ada aral melintang dan gangguan jahat menyerang, tetapi biasa-nya ada-kah Anda mengusir pikiran “JAHAT” Anda dari dalam hati Anda ?


Ada tidak-kah Anda mem-per-tahan-kan “Kejujuran Selama-nya” dalam hati ?

Ada tidak-nya me-laksana-kan tuntas “Setia” ?


Jika dapat Anda laksana-kan, maka hati Anda dan Kwan Tee telah saling ber-kait, dengan sendiri-nya Kwan Tee akan melindungi-mu. Maka tatkala Anda mem-bakar dupa memuja-nya, rasa “Kagum Meng-indah-kan dan Terima Kasih” akan timbul dengan sendiri-nya.


Yakin-lah bahwa semua Agama adalah sama, tatkala kau ber-doa pada Yesus, seharus-nya dengan penuh rasa “Kagum Meng-hormati dan Terima Kasih”, sebab Yesus mengorbankan diri-nya demi menolong Umat Manusia sedangkan biasa-nya ada-kah Anda men-jadi-kan Yesus sebagai Suri Teladan, menyumbangkan “KASIH” pada Manusia ?.


* * *




Pada suatu hari, aku pergi keluar Kota dengan naik sebuah taxi. Ku-perhati-kan sopir taxi dalam memilih jalur, mem-belok dan men-dahului kendaraan lain tidak pernah mengalah, sangat-lah egois. Lebih celaka perhatian sopir ini selalu di-tuju-kan pada punggung pejalan kaki Wanita yang ada di trotoar, dan mulut-nya tidak habis memuji. Orang se-macam ini, egois dan selalu merugikan Orang lain. Pikiran buruk-nya sangat mendalam, setiap saat maut mengancam-nya, justru pada dashboard-nya ter-tempel Hu dari Kelenteng Kwan Kung. Coba Anda pikir, dapat-kah Dewa Kwan Tee yang ber-watak jujur itu mau melindungi-nya ?


Ada Orang ber-kata bahwa memuja Dewa dan Buddha adalah memuja patung, ini adalah pandangan yang picik dan dangkal dari Orang awam. Kita jangan dulu mem-per-soal-kan “PATUNG” itu ber-isi-kan daya magis atau tidak. Jika Anda dapat selalu mem-per-ingat-kan diri sendiri setiap saat menghadap “PATUNG” ini, agar Anda tidak melakukan hal yang buruk, apalagi bila dapat menanamkan semangat menolong Umat Manusia dari “PATUNG” ini dalam hati sanubari Anda, dan dengan bekal semangat se-macam itu sebagai contoh menolong Orang, maka Anda telah menanam bibit Kebajikan yang tidak habis-habis-nya. Karma baik yang Anda terima tidak akan ada habis-nya. Bukan-kah sangat dangkal dan picik pandangan yang mengatakan “MEMUJA PATUNG”.



* * * * * * * * * *