Di Hong Kong, setiap Tahun menjelang
Hari Besar Kelahiran Dewa atau Buddha, banyak Orang mem-banjiri Kelenteng dan Vihara,
misal-nya Kwan Im, Kelahiran Seribu Buddha, Kelahiran Locu, Kelahiran Che Kung,
dan lain-lain, misal-kan tiap Cia Gwe Je It Tahun Baru Imlek memuja Huang Ta
Sien. Cia Gwe Je Sa memuja Che Kung, dan lain-lain.
Demikian banyak-nya arus Manusia,
kebanyakan mereka tak lain tak bukan ber-tujuan me-mohon Berkah, Selamat, Rezeki
dan kelarisan atau me-mohon kesembuhan penyakit, mohon Jodoh Anak bahkan mohon
ber-umur panjang.
Saya percaya bahwa Para Umat ini 80%
benar-benar ber-sujud, tetapi berapa-kah dari jumlah mereka yang benar-benar
mengerti makna “KEYAKINAN YANG SESUNGGUH-NYA” memuja Dewa dan Buddha.
Jika Anda mem-bunuh Orang, merampok,
atau men-jual narkotik, setelah berhasil lalu membeli dupa, sajian-saji-an,
lilin, kertas Sembahyang dan lain-lain, dan dengan sangat sujud me-mohon Dewa
dan Buddha “Melindungi”, apa-kah Beliau akan mengabulkan-nya ?
Jika biasa-nya Anda tidak ber-Amal,
sepersen pun tidak pernah men-derma pada Orang miskin dan sakit, waktu memuja
Dewa Anda menyediakan se-saji yang banyak, me-mohon usaha-usaha maju dan untung
banyak, maka biar pun lutut dan kepala-mu sampai lecet ber-darah ber-lutut dan
memanggutkan kepala, apa-kah Dewa yang jujur dan tidak egois mau menerima
“Suapan”mu ?.
Atau Anda biasa-nya ber-buat sedikit
Kebaikan, tetapi juga melakukan banyak kesalahan dan kejahatan atau biasa-nya
sangat egois, tidak pernah memikirkan Kepentingan Umun, tidak pernah menolong Orang
yang ter-desak kesulitan atau dalam otak-mu hanya penuh dengan gagasan buruk,
gemar merugikan Orang lain untuk keuntungan diri sendiri, maka bagaimana pun
engkau ber-sujud di hadapan Dewa dan Buddha, hasil-nya tetap-lah sia-sia
belaka.
Tidak sedikit Pria dan Wanita yang
di hadapan Dewa dan Buddha, begitu menyulut dupa, segera me-mohon perlindungan
dan Berkah, mereka tidak pernah mawas diri tentang perbuatan se-hari-hari-nya,
pantas-kah mereka di-lindungi Dewa dan Buddha ?
Sikap sejati untuk memuja Dewa dan Buddha, seharus-nya adalah atas dasar
“Kagum Meng-indah-kan” dan “Terima Kasih”.
Misal-kan Anda memuja Kwan Im Po
Sat, Anda harus ber-pikir bahwa Po Sat sangat mengasihi Kita sebagai Umat-nya,
setiap saat mendengarkan penderitaan dan menolong-nya.
Kita harus dengan rasa “Kagum Meng-indah-kan dan Terima Kasih” me-rangkap-kan
tangan untuk meng-hormati-nya.
Pula biasa-nya harus mempelajari
kewelasan Po Sat, dengan se-penuh hati “Po Sat” berusaha melindungi semua Makhluk
hidup dan Orang yang sakit atau dalam kesulitan. Jika Anda dapat me-laksana-kan-nya
dalam jangka waktu yang panjang, biar pun Anda tidak memuja dan minta
perlindungan dari PO SAT, Beliau pun akan tetap me-lindungi dan mem-berkahi-mu.
Misal-kan Anda memuja Kwan Tee, Beliau
adalah Dewa Pengusir dan Penyingkir Kejahatan, Beliau ter-kenal jujur dan
setia. Setiap hari Anda mem-bakar dupa me-mohon agar Kwan Tee me-lindungi diri-mu
Selamat baik di rumah maupun pada saat be-pergi-an, se-isi Rumah tentram, tak
ada aral melintang dan gangguan jahat menyerang, tetapi biasa-nya ada-kah Anda
mengusir pikiran “JAHAT” Anda dari dalam hati Anda ?
Ada tidak-kah Anda mem-per-tahan-kan “Kejujuran Selama-nya” dalam hati ?
Ada tidak-nya me-laksana-kan tuntas “Setia” ?
Jika dapat Anda laksana-kan, maka
hati Anda dan Kwan Tee telah saling ber-kait, dengan sendiri-nya Kwan Tee akan
melindungi-mu. Maka tatkala Anda mem-bakar dupa memuja-nya, rasa “Kagum Meng-indah-kan
dan Terima Kasih” akan timbul dengan sendiri-nya.
Yakin-lah bahwa semua Agama adalah sama, tatkala kau ber-doa pada Yesus, seharus-nya
dengan penuh rasa “Kagum Meng-hormati dan Terima Kasih”, sebab Yesus
mengorbankan diri-nya demi menolong Umat Manusia sedangkan biasa-nya ada-kah Anda
men-jadi-kan Yesus sebagai Suri Teladan, menyumbangkan “KASIH” pada Manusia ?.
* * *
Pada suatu hari, aku pergi keluar Kota
dengan naik sebuah taxi. Ku-perhati-kan sopir taxi dalam memilih jalur, mem-belok
dan men-dahului kendaraan lain tidak pernah mengalah, sangat-lah egois. Lebih
celaka perhatian sopir ini selalu di-tuju-kan pada punggung pejalan kaki Wanita
yang ada di trotoar, dan mulut-nya tidak habis memuji. Orang se-macam ini,
egois dan selalu merugikan Orang lain. Pikiran buruk-nya sangat mendalam,
setiap saat maut mengancam-nya, justru pada dashboard-nya ter-tempel Hu dari Kelenteng
Kwan Kung. Coba Anda pikir, dapat-kah Dewa Kwan Tee yang ber-watak jujur itu
mau melindungi-nya ?
Ada Orang ber-kata bahwa memuja Dewa
dan Buddha adalah memuja patung, ini adalah pandangan yang picik dan dangkal
dari Orang awam. Kita jangan dulu mem-per-soal-kan “PATUNG” itu ber-isi-kan
daya magis atau tidak. Jika Anda dapat selalu mem-per-ingat-kan diri sendiri
setiap saat menghadap “PATUNG” ini, agar Anda tidak melakukan hal yang buruk,
apalagi bila dapat menanamkan semangat menolong Umat Manusia dari “PATUNG” ini
dalam hati sanubari Anda, dan dengan bekal semangat se-macam itu sebagai contoh
menolong Orang, maka Anda telah menanam bibit Kebajikan yang tidak habis-habis-nya.
Karma baik yang Anda terima tidak akan ada habis-nya. Bukan-kah sangat dangkal
dan picik pandangan yang mengatakan “MEMUJA PATUNG”.
* * * * * * * * * *